MAKANAN merupakan kebutuhan mendasar bagi kehidupan manusia. Makanan yang dikonsumsi mungkin sekali menjadi penyebab terjadinya gangguan dalam tubuh, sehingga kita jatuh sakit. Salah satu cara untuk memelihara kesehatan adalah dengan mengkonsumsi makanan yang aman, yaitu dengan memastikan makanan tersebut dalam keadaan bersih dan terhindar dari penyakit. Makanan yang kita makan secara tidak higienis adalah salah satu diantaranya bisa terkontaminasi oleh bakteri dan virus. Kontaminasi yang terjadi pada makanan dan minuman dapat menyebabkan makanan tersebut dapat menjadi media bagi suatu penyakit. Sanitasi makanan lebih ditekankan pada pengawasan terhadap pembuatan dan penyediaan bahan makanan agar tidak membahayakan kesehatan. Dalam sanitasi dan Higiene makanan, permasalahan yang menyangkut nilai gizi ataupun mengenai komposisi bahan makanan yang sesuai dengan tubuh jarang di perhatikan. Dalam hal ini apa yang dimaksud dengan Higiene? Pengertian Higiene ialah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu, misalnya mencuci tangan untuk kebersihan tangan, mencuci piring untuk melindungi kebersihan piring, membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan Depkes RI 2004. Salah satu contoh yang paling mudah terkontaminasi yaitu makanan yang dijual dipinggir jalan serta jajanan-jajanan di lingkungan sekolah yang kurang memperhatikan kebersihan sanitasi dan Higiene sehingga tidak jarang menimbulkan penyakit. Kejadian ini belum lama terjadi di kota Depok, tepatnya di salah satu Sekolah Menengah Pertama yang telah terkontaminasi makanan kurang higienis, sehingga menyebabkan sekitar 40 siswa tersebut terinfeksi virus Hepatitis A. Gejala infeksi Hepatitis A biasanya demam seperti orang yang mengalami gejala flu, sakit di seluruh badan, mual, muntah, nafsu makan menurun dan badan terasa lemas. Pasien juga bisa merasakan nyeri di perut kanan atas akibat peradangan liver. Upaya pencegahan penularan virus Hepatitis A yang terpenting adalah menerapkan pola hidup sehat seperti makan teratur dengan gizi serta istirahat yang cukup, banyak mengonsumsi buah dan sayur-sayuran. Penularan virus ini dapat juga dicegah dengan cara memperhatikan personal Higiene. Berikut ini adalah contoh tindakan Personal Hygiene yaitu mencuci tangan hingga bersih setiap kali akan makan, mandi dan menggosok gigi secara teratur untuk menjaga kebersihan tubuh. Menjaga kebersihan bahan makanan yang akan diolah, serta menjaga kebersihan semua peralatan memasak dan wadah makanan. Jangan lupa cuci tangan pakai sabun dengan rutin, sebelum dan sesudah makan dan setelah keluar dari toilet, karena penyakit ini tertular melalui makanan dan minuman Reader Interactions
- Secara global, diare bertanggungjawab atas lebih dari 50 persen gangguan kesehatan yang disebabkan oleh makanan. Akibat dari makanan yang terkontaminasi bibit penyakit, 420 ribu orang meninggal setiap tahunnya dan sepertiga dari jumlah tersebut adalah anak-anak di bawah usia lima tahun. Demikian bunyi rilis yang dikeluarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia WHO pada 3 Desember lalu. "Sampai saat ini, kerugian yang ditimbulkan oleh penyakit akibat makanan yang tidak sehat dan terkontaminasi, masih belum jelas, "kata Direktur Jenderal WHO Dr Margaret Chan dalam rilisnya. WHO memperkirakan, keracunan akibat makanan yang selama ini terjadi adalah akibat dari makanan yang terkontaminasi 31 jenis bakteri, virus, parasit, racun dan bahan kimia. Setiap tahun, ada sekitar 600 juta orang yang terkena gangguan kesehatan akibat keracunan makanan atau hampir satu dari 10 orang di seluruh dunia jatuh sakit setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi. Dari jumlah tersebut, orang meninggal, termasuk anak-anak di bawah usia lima tahun. WHO menambahkan, setiap tahun diare telah menyebabkan 550 juta orang jatuh sakit dan di antaranya meninggal dunia. Menurut data Badan Kesehatan Dunia tersebut, Afrika dan Asia Tenggara memiliki insiden dan angka kematian tertinggi, termasuk di kalangan anak-anak di bawah usia lima tahun. "Berdasarkan apa yang kami tahu, sangat jelas bahwa beban global yang ditimbulkan oleh penyakit akibat makanan yang tidak layak, cukup besar. Hal ini memengaruhi sangat banyak orang di seluruh dunia - terutama anak di bawah usia lima tahun dan orang-orang di daerah berpenghasilan rendah," kata Dr Kazuaki Miyagishima, Direktur Departemen Keamanan Pangan dan Zoonosis berada pada risiko khusus penyakit diare yang disebabkan oleh makanan yang tidak higienis, ada 220 juta anak jatuh sakit dan di antaranya meninggal setiap tahun, kata WHO. WHO menambahkan, bahwa diare sering disebabkan oleh makanan seperti daging, telur, sayur dan buah segar serta produk susu yang terkontaminasi oleh norovirus, Campylobacter, Salmonella non-tipoid dan E. coli. Penyakit lain yang dapat disebabkan oleh makanan adalah demam tifoid, hepatitis A, Taenia solium, dan aflatoxin, yang diproduksi oleh jamur di dalam gandum yang tidak disimpan dengan cara yang benar. Risiko penyakit akibat makanan yang paling parah terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah hingga menengah, terkait dengan penggunaan air yang tidak bersih saat mengolah makanan, tingkat kebersihan yang buruk, kondisi yang tidak memadai dalam produksi dan penyimpanan makanan dan bahan makanan. Selain itu juga tingkat melek huruf dan pendidikan yang rendah, serta undang-undang keamanan pangan yang tidak ketat atau kurang memadai dan implementasi yang buruk dari undang-undang tersebut. Berdasarkan laporan ini, WHO menggarisbawahi ancaman global yang ditimbulkan oleh penyakit akibat makanan yang terkontaminasi dan mendorong seluruh negara di dunia, perusahaan yang bergerak di bidang makanan, serta individu untuk lebih memerhatikan keamanan dan kebersihan makanan demi mencegah penyakit-penyakit yang mematikan tersebut. WHO bekerjasama dengan pemerintah-pemerintah di seluruh dunia untuk membantu membuat dan menerapkan strategi dan kebijakan keamanan pangan, yang pada gilirannya akan berdampak positif pada keamanan pangan di pasar global, kata lembaga itu. "Keamanan pangan merupakan tanggung jawab bersama," kata WHO. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Penyajian makanan merupakan rangkaian akhir dari perjalanan makanan. Makanan yang disajikan adalah makanan yang siap santap, makanan yang siap santap harus laik santap Depkes, 2001. Dalam penyajian makanan Pesantren Darul Mursyid menggunakan kompreng dan disajikan diatas meja dalam keadaan terbuka. Penjamah menyajikan makanan setengah jam lebih cepat dari jadwal makan para santri dan santriwati, karena mereka tidak menggunakan sistem antrian dalam mendapatkan makanan. Hal ini memungkinkan makanan dapat tercemar dari debu ataupun lalat yang hinggap ke makanan, karena makanan yang disajikan terbuka, makanan yang tidak ditutup akan dapat terkontaminasi dengan udara luar dari tangan si penyaji. Peralatan makan yang digunakan adalah kompreng, sendok, garpu dan gelas yang terbuat dari stainless steel. Sedangkan pada Pesantren Ahmad Dahlan, menggunakan sistem antrian untuk mendapatkan makanan, sehingga makanan yang akan disajikan tidak terbuka, dan peralatan makan yang mereka gunakan adalah piring kaca, sendok dan garpu terbuat dari stainless steel dan gelas kaca. Makanan jadi diletakkan pada tempat yang bersih, sebelum makanan disajikan terlebih dahulu meja harus dibersihkan sehingga terbebas dari debu dan wadah untuk seperti wadah dan tutupnya misal piring/kompreng, mangkuk harus selalu bersih dan baik untuk mencegah penularan penyakit dan memberikan penampilan yang estetis. Menurut Azwar 1990 ketika menyajikan makanan yang telah dimasak, maka kebersihan orang yang menyajikan pun harus diperhatikan dengan baik. Adapun syarat yang sering ditetapkan pada waktu menyajikan makanan ialah 1. Orang yang menyajikan makanan harus menjaga kebersihan badan dan pakaian. 2. Orang tersebut hendaknya dapat memelihara etika serta kesopanan serta mempunyai penampilan yang baik. 3. Orang tersebut menguasai teknik membawa makanan, serta dapat mengatur makanan di meja dengan komposisi yang biak. Menyajikan makanan harus dalam keadaan hangat, suhu yang digunakan tidak lebih dari 60ºC, agar meningkatkan selera dan mencegah pertumbuhan bakteri. Dalam hal ini Pesantren Darul Mursyid belum memenuhi syarat, karena mereka menyajikan makanan setengah jam lebih awal dari jam makanan karena mereka tidak menggunakan sistem antrian seperti pada Pesantren Ahmad Dahlan. Sehingga makanan yang disajikan bagi para santri masih dalam keadaan hangat. Menurut Depkes RI 2011, syarat dalam penyajian makanan adalah 1. Wadah yaitu setiap jenis makanan di tempatkan dalam wadah terpisah, tertutup agar tidak terjadi kontaminasi silang dan dapat memperpanjang masa saji makanan sesuai dengan tingkat kerawanan makanan. 2. Kadar air yaitu makanan yang mengandung kadar air tinggi makanan berkuah baru dicampur pada saat menjelang dihidangkan untuk mencegah makanan cepat rusak dan basi. 3. Pemisah yaitu makanan yang ditempatkan dalam wadah yang sama seperti dus atau rantang harus dipisah dari setiap jenis makanan agar tidak saling campur aduk. 4. Panas yaitu makanan yang harus disajikan panas diusahakan tetap dalam keadaan panas dengan memperhatikan suhu makanan, sebelum ditempatkan dalam alat saji panas food warmer/bean merry makanan harus berada pada suhu > 60ºC. 5. Bersih yaitu semua peralatan yang digunakan harus higienis, utuh, tidak cacat atau rusak. 6. Handling yaitu setiap penanganan makanan maupun alat makan tidak kontak langsung dengan anggota tubuh terutama tangan dan bibir. 7. Edible part yaitu semua yang disajikan adalah makanan yang dapat dimakan, bahan yang tidak dapat dimakan harus disingkirkan. 8. Tepat penyajian yaitu pelaksanaan penyajian makanan harus tepat sesuai dengan seharusnya yaitu tepat menu, tepat waktu, tepat tata hidang dan tepat volume sesuai jumlah. Uji Kelaikan Fisik Uji kelaikan dilakukan untuk menilai kelaikan persyaratan teknis fisik yaitu bangunan, fasilitas sanitasi, peralatan, ketenagaan dan makanan. Bangunan 1. Lokasi Lokasi tempat pengolahan makanan di Pesantren Darul Mursyid dan Pesantren Ahmad Dahlan telah memenuhi syarat kesehatan, dimana lokasi tidak berada dekat dengan sumber pencemaran 500 m. Sumber pencemaran misalnya jauh dari kebisingan, tempat pembuangan tidak diletakkan berdekatan dengan tempat pengolahan makanan agar tidak menimbulkan bau. Bangunan tempat pengolahan makanan ini kokoh/permanen, terpisah dari ruang lainnya. Di Pesantren Darul Mursyid bangunan tempat pengolahan makanan ini terdiri dari beberapa ruangan, yaitu dapur, gudang bahan makanan, gudang peralatan, ruang makan. Sedangkan di Pesantren Ahmad Dahlan ruang makan terpisah dengan ruang pengolahan makanan. Di Pesantren Darul Mursyid lantai tidak kedap air, licin tapi tidak konus, retak, lantai ruang makan tebuat dari marmer warna putih dan pada ruangan yang lain terbuat dari semen. Begitu juga pada Pesantren Ahmad Dahlan lantai yang tidak kedap air, licin tapi tidak konus, retak dan lantai pada ruang makan terbuat dari marmer putih dan ruangan lainnya terbuat dari semen. Lantai yang tidak kedap air akan menyebabkan lantai menjadi licin dan membahayakan penjamah makanan. Apabila lantai tidak konus akan sulit untuk dibersihkan dan dapat juga menjadi tempat berkembangnya mikroba pathogen yang nantinya akan mencemari peralatan, bahan makanan dan lain sebagainya.. Sudut pertemuan dinding dan lantai seharusnya dibuat melengkung dengan jari-jari minimal 7,62 cm dari lantai sehingga akan memudahkan dalam pembersihannya Anwar, 2000. Menurut Depkes RI 2011, dinding yang terkena percikan air harus dilapisi dengan bahan yang kedap air setinggi 2 meter dari lantai dan permukaan halus, tidak menahan debu dan berwarna terang. Berdasarkan hasil observasi pada kedua pesantren dinding yang terkena percikan air tidak dilapisi dengan bahan yang kedap air, sehingga dinding yang terkena percikan air dalam keadaan lembab. 2. Langit-langit Menurut Depkes RI 2011, bidang langit-langit harus menutupi seluruh atap bangunan, terbuat dari bahan yang permukaannya rata, mudah dibersihkan, tidak menyerap air dan berwarna terang. Tinggi langit-langit minimal 2,4 meter di atas lantai. Pada kedua pesantren hal ini sudah memenuhi syarat kesehatan, apabila hal ini tidak memenuhi syarat maka makanan yang dihasilkan dapat terkontaminasi atau tercemar dari debu ataupun serangga yang ada di langit-langit. Menurut Widyati dan Yuliarsih 2002 cara membersihkan langit-langit dengan menggunakan alat sikat bulat dan bertangkai panjang dari bahan yang mudh dibersihkan dan sederhana desainnya. Pembersihan dilakukan satu kali dalam sebulan, pada saat dapur tidak beroperasi. 3. Pintu dan Jendela Menurut Depkes RI 2011, pintu ruang tempat pengolahan makanan dibuat membuka ke arah luar dan dapat menutup sendiri self closing, dilengkapi peralatan anti serangga/lalat seperti kassa, tirai, pintu rangkap dan lain-lain. Pintu dan jendela kassa, tirai, pintu rangkap dan lain-lain yang dapat dibuka dan dipasang untuk dibersihkan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pintu dan jendela kedua pesantren belum memenuhi syarat kesehatan, seharusnya pintu dilengkapi dengan tirai plastik untuk mencegah masuknya lalat ke dapur ruang pengolahan makanan. Dan pintu dapur di kedua pesantren tidak mengarah keluar, pintu mengarah keluar dimaksudkan dengan adanya dorongan angin pada saat pintu dibuka keluar, maka dapat menahan lalat masuk dan menjauh dari pintu. Sehingga dapat mencegah terjadinya pencemaran terhadap makanan yang telah siap saji. 4. Pencahayaan Intensitas pencahayaan harus cukup untuk dapat melakukan pemeriksaan dan pembersihan serta melakukan pekerjaan-pekerjaan secara efektif. Cahaya lampu ditempat pengolahan makanan pada kedua pesantren telah memenuhi syarat kesehatan. Karena penyebaran cahaya tidak menimbulkan silau ataupun bayangan dan mata tidak menjadi pedih pada saat penjamah memerlukan banyak waktu di ruang pengolahan makanan. Apabila cahaya yang terdapat di ruang pengolahan makanan menimbulkan, maka mata akan terasa sakit dan dapat menghambat pekerjaan penjamah makanan. Penjamah juga tidak dapat bekerja secara efektif, dan semua pekerjaan terbengkalai. Semua pencahayaan tidak boleh menimbulkan silau dan distribusinya sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan bayangan Depkes RI, 2011. Cahaya yang baik sangat penting bagi penyelenggaraan makanan untuk orang banyak ada. Ada 2 dua macam cahaya, yaitu cahaya alam dan cahaya buatan. Dengan ruangan yang cukup terang maka kotoran dan benda-benda yang halus yang masuk ke dalam masakan atau hidangan dapat terlihat. Selain itu, ruangan yang cahayanya cukup umumnya tidak disukai oleh kecoa, tikus, dan insektisida lainnya Widyati dan Yuliarsih, 2002. Hasil penilaian yang didapat bahwa pencahayaan di tempat pengolahan makanan yang terdapat di Pesantren Darul Mursyid dan Pesantren Ahmad Dahlan telah memenuhi syarat dan tidak silau dan tidak menimbulkan bayangan. 5. Ventilasi/Penghawaan Menurut Depkes RI 2011, bangunan atau ruangan tempat pengolahan makanan harus dilengkapi dengan ventilasi sehingga terjadi sirkulasi/peredaran udara. Luas ventilasi 20% dari luas lantai, untuk 1 Mencegah udara dalam ruangan panas atau menjaga kenyamanan dalam ruangan. 2 Mencegah terjadinya kondensasi/pendinginan uap air atau lemak dan menetes pada lantai, dinding dan langit-langit. 3 Membuang bau, asap dan pencemaran lain dari ruangan. Hasil yang didapat bahwa pada kedua pesantren tersebut penghawaan telah memenuhi syarat dan kedaan dalam ruangan pengolahan makanan tidak pengap dan nyaman. Sehingga para penjamah makanan merasa nyaman dan tidak gerah ketika bekerja. Penghawaan yang tidak mencukupi dapat membuat penjamah makanan merasa gerah dan tidak nyaman dalam bekerja sehingga akan berdampak pada 6. Ruang Pengolahan Luas tempat pengolahan makanan harus sesuai dengan jumlah karyawan yang bekerja dan peralatan yang ada di ruang pengolahan. Luas lantai dapur yang bebas dari peralatan minimal dua meter persegi 2 m2 Hasil observasi yang didapat bahwa ruang pengolahan makanan pada kedua pesantren telah memenuhi syarat secara teknis sesuai dengan Permenkes RI tahun 2011. Sehingga penjamah makanan dapat leluasa dalam melakukan pekerjaannya. Apabila luas tempat pengolahan makanan tidak sesuai dengan jumlah karyawan/penjamah yang bekerja, maka pekerjaan mereka akan kurang maksimal dan akan mempengaruhi kualitas makanan yang dihasilkan. untuk setiap orang pekerja Depkes RI, 2011. Dapur sebagai ruang pengolahan makanan setiap hari harus dalam keadaan bersih, dibersihkan setiap sebelum dan sesudah bekerja, terdapat fasilitas penyimpanan bahan makanan. Pada Pesantren Darul Mursyid ruang pengolahan makanan tidak terdapat cerobong asap karena pada saat memasak menggunakan gas bukan kayu bakar. Sedangkan pada Pesantren Ahmad Dahlan tidak menggunakan gas akan tetapi mengunakan kayu bakar, dan pada ruang pengolahan tidak terdapat cerobong asap. Ruang pengolahan yang ada juga terpisah dengan tempat tidur ataupun tempat mencuci pakaian penjamah makanan, dan ruangan juga dlaam keadan bersih. Ruang pengolahan terpisah dengan ruang makan para santri dan santriwati. Fasilitas Sanitasi Sumber air bersih harus berasal dari tempat yang aman, jumlahnya mencukupi dan bertekanan dan kualitas air bersih harus memenuhi syarat sesuai dengan peraturan yang berlaku Depkes, 2011. Air yang digunakan selama proses produksi harus cukup dan memenuhi persyaratan kualitas air bersih dan atau air minum BPOM,2003 Kedua pesantren ini menggunakan air bersih yang aman dengan kondisi fisik airnya jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Air bersih yang digunakan berasal dari air pegunungan, yang mana mereka membuat bak pengontrol air sehingga bak pengontrol ini bisa dibersihkan apabila air yang dihasilkan keruh akibat hujan. Apabila air yang digunakan tidak memenuhi syarat akan dapat menyebabkan sumber kontaminasi pada makanan, karena air merupakan sumber kontaminasi mikroorganisme pada makanan, dan akan menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan. Saluran pembuangan air limbah dari dapur, kamar mandi, WC, air hujan lancar, baik dan tidak tergenang Depkes, 2011. Saluran pembuangan air limbah pada kedua pesantren tersebut telah memenuhi syarat, karena tidak adanya air tegenang disekitar saluran pembuangan air limbah dan tidak menimbulkan bau. Apabila hal ini tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan tempat bersrang atau berkembang biaknya vektor penyakit ataupun serangga lainnya, dan dapat mencemari tempat pengolahan makanan. 2. Fasilitas Cuci Tangan dan Toilet Fasilitas tersebut pada kedua pesantren ini telah memenuhi syarat, dimana fasilitas tersebut terpisah dengan tempat mencuci peralatan. Letak tempat cuci tangan mudah dijangkau dan dekat dengan tempat bekerja. Penjamah makanan harus mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja, agar kotoran yang melekat pada tangan mekera tidak mencemari makanan. Dengan mencuci tangan dapat mencegah terkontaminasi kuman pathogen dengan bahan- bahan makanan maupun peralatan yang ada sehingga terjaga higiene sanitasi makanan. 3. Pembungan Sampah Tempat pembuangan sampah harus terpisah antara sampah basah dan sampah kering, anti lalat, kecoa, tikus dan dilapisi kantong plastic dan diangkat setiap kali penuh. Tempat sampah harus tertutup, tersedia dalam jumlah yang cukup dan diletakkan sedekat mungkin dengan dengan sumber produksi sampah, namun dapat menghindari kemungkinan tercemarnya makanan oleh sampah Depkes, 2011. Hasil penelitian yang diperoleh pada kedua pesantren telah tersedia tong sampah yang cukup yang selalu diangkat tiap kali penuh. Namun tong sampah yang mereka miliki tidak sesuai dengan persyaratan, karena tidak dipisahkan antara sampah basah dan kering, tong sampahnya tidak dilapisi dengan plastik anti lalat, kecoa dan tikus. Hal ini dapat menjadi tempat bersarangnya serangga atau hewan lainnya yang nantinya dapat mencemari makanan. Sampah diwilayah dapur hendaknya dimasukkan kedalam tempat sampah yang tertutup dan kedap air, dipisahkan antara sampah basah dan kering masing- masing mempunyai tempat sendiri, waktu pengangkutan sampah ke tempat pengangkutan lainnya supaya diperhatikan jangan sampai berceceran atau menimbulkan pengotoran Sihite, 2000. Peralatan Tempat pencucian peralatan dan bahan makanan terpisah, pencucian peralatan harus menggunakan bahan pembersih/deterjen, peralatan dan bahan makanan yang telah dibersihkan disimpan dalam tempat ynag terlindung dari pencemaran serangga, tikus dan hewan lainnya. Makanan yang dikonsumsi harus higienis, sehat dan aman yaitu bebas dari cemaran fisik, kimia dan bakteri Depkes,2011. Berdasarkan hasil observasi di Pesantren Darul Mursyid dan Pesantren Ahmad Dahlan pencucian peralatan tidak tersedia air panas dan tempat pencuciannya terbuat dari bahan yang kuat dan aman. Tetapi para penjamah 100% makanan dapat mencuci peralatan dengan bersih dengan cara tidak merendam peralatan makan ke dalam bak pencuci, peralatan makan setelah dibersihkan dengan sabun, lalu disiram dengan air dingin yang bersih. Setelah itu peralatan disusun di rak-rak dengan rapi hingga kering. Peralatan yang telah digunakan langsung dicuci tidak dibiarkan terlalu lama dalam keadaan kotor. Dan dilihat dari persyaratan peralatan makan dan masak di Pesantren darul Mursyid dan Pesantren Ahmad Dahlan telah memenuhi syarat, yaitu permukaan halus, rata, tidak ada sudut mati dan peralatan makan terbuat dari kaca dan stainless steel Fasilitas dan kegiatan higiene dan sanitasi diperlukan untuk menjamin agar bangunan dan peralatan selalu dalam keadaan bersih dan mencegah terjadinya Ketenagaan/Karyawan Semua karyawan yang bekerja harus bebas dari penyakit menular, penyakit kulit, bisul, luka terbuka dan infeksi saluran pernafasan atas ISPA. Bebas kuku panjang, bebas kosmetik berperilaku higienis, pakai kerja dalam keadaan bersih, rambut pendek/bertutup kepala dan tubuh bebas perhiasan keculai cicin kawin yang tidak berhias/polos Depkes,2011 Berdasarkan hasil wawancara dan observasi pada penjamah makanan 100% tidak pernah mengikuti kursus higiene santiasi makanan. Pakaian kerja yang digunakan hanya celemek saja dan yang menggunakannya hanya penjamah yang bekerja di Pesantren Darul Mursyid. Sedangkan Pesantren Ahmad Dahlan tidak ada menggunakan pakaian kerja ataupun celemek. Penjamah makanan 100% tidak pernah melakukan pemeriksaan kesehatan secara resmi ke Rumah Sakit, apabila merasa sakit, penjamah makanan hanya meminta izin tidak masuk kerja. Penjamah makanan 100% tidak menutup mulut dengan sapu tangan pada saat bersih atau batuk karena penjamah makanan jarang membawa sapu tangan pada saat bekerja. Tindakan menutup mulut dengan tangan saat batuk atau bersin merupakan tidakan yang kurang higienis. Kebiasaan ini dapat menyebabkan terjadinya kontaminasi pada tangan dan akan mengkontaminasi makanan. Sesuai dengan yang disyaratkan bahwa setiap teanaga penjamah makanan harus menutup mulut dengan sapu tangan bila bersin atau batuk pada saat bekerja/mengolah makanan. Kesehatan dan higiene karyawan yang baik dapat menjamin bahwa pekerja yang kontak langsung maupun tidak langsung dengan pangan tidak menjadi sumber pencemaran BPOM,2003. Penjamah makanan akan tetap bekerja bila menderita penyakit ringan sepeti batuk, pilek, dan bersin-bersin dan tetap melakukan aktifitas menjamah makanan bila hanya sekedar batuk, pilek, dan pusing sedikit saja. Tindakan ini sebaiknya tidak dilakukan karena dapat mengakibatkan makanan yang diolah terkontaminasi oleh kuman penyakit yang dideritanya kecuali penjamah makanan mencuci tangan dengan pakai sabun dengan bersih. Menurut Mubarak 2009, bahwa dari seorang penjamah yang tidak sehat, penyakit dapat menyebar ke masyarakat konsumen seperti kontaminasi terhadap makanan oleh penjamah makanan yang batuk dan luka ditangannya. Makanan Makanan yang dikonsumsi harus higienis, sehat dan aman yaitu bebas dari cemaran fisik, kimia dan bakteri Depkes, 2011. Perlindungan terhadap makanan dari potensi bahaya di Pesantren Darul Mursyid dan Pesantren ahmad Dahlan telah memenuhi syarat. Tersedia alat pengangkut makanan yang telat masak dan wadah yang tertutup sehingga terjaga dari kontaminasi. Wadah yang digunakan dibersihkan sebelum dan sesudah digunakan. Berdasarkan uraian diatas tentang uji kelaikan fisik pada kedua pesantren, dengan menggunakan lembar observari yang sesuai dengan Permenkes maka pada Pesantren Darul Mursyid dan Pesantren Hal ini dikarenakan masih banyak point-point dari penilaian uji kelaikan fisik yang belum terpenuhi, yangmana dapat mencemari makanan yang akan diolah. Total skor yang didapat dari hasil penilaian pada Pesantren Darul Mursyid adalah 76, sedangkan padsa Pesantren Ahmad Dahlan total skor yang didapat adalah 63. Dikatakan memenuhi syarat apabila nilai dari hasil penjumlahan uraian minimal mencapai 83 sesuai dengan ketentuan Permenkes Dampak Kesehatan Bedasarkan hasil penelitian terhadap higiene dan sanitasi pengelolaan makanan di Pesantren Darul Mursyid dan Pesantren Ahmad Dahlan masih banyak point-point dari 6 enam prinsip pengelolaan makanan yang belum memenuhi syarat dan rendahnya hasil penilaian uji kelaikan fisik. Maka dikhawatirkan akan berdampak buruk pada kesehatan para santri dan santriwati yang mengkonsumsi makanan yang dihasilkan atau terjadinya keracunan makanan foodborne disease. Makanan tidak saja bermanfaat bagi manusia, tetapi juga sangat baik untuk pertumbuhan mikroba pathogen. Di Indonesia, dimana sanitasi makanan masih sangat rawan, keracunan akibat mikroba yang menimbulkan gejala gangguan pencernaan gastero-intestinal masih sering didapat. Oleh karena itu, untuk mendapat keuntungan yang maksimum dari makanan, perlu dijaga sanitasi makanan Slamet,2009. Rantai proses pengolahan makanan dimulai dari sumber bahan mentah hingga penyajian makanan. Dengan demikian pada setiap tahapan proses ini dapat terjadi kontaminasi atau pencemaran terhadap bahan atau makanan itu sendiri. Pencemaran dapat mengakibatkan terjadinya gangguan kesehatan yang disebut dengan penyakit bawaan makanan atau foodborne disease atau yang sering dikenal dengan sebutan keracunan makanan. Penyebab cemaran yang paling sering menyebabkan masalah kesehatan adalah pencemaran oleh bakteri. Menurut Slamet 2009 penyakit bawaan makanan pada hakekatnya tidak dapat dipisahkan secara nyata dari penyakit bawaan air. Yang dimaksud dengan penyakit bawaan makanan adalah penyakit umum yang diderit seseorang akibat memakan sesuatu makanan yang terkontaminasi mikroba pathogen, kecuali keracunan. Beberapa penyakit dapat disebabkan oleh virus, bakteri, protozoa, dna metazoa. Beberapa penyakit bawaan makanan 1. Virus diare disebabkan rotavirus, Hepatitis A disebabkan virus Hepatitis A, dll. 2. Bakteri Cholera disebabkan vibrio cholera, Typhus abdominalis disebabkan Salmonella typhi, dll. 3. Protozoa Dysenterie amoeba disebabkan entamoeba histolytica 4. Metazoan Ascariasis disebabkan ascaris lumbricoides, dll. BAB VI
Halini harus diperhatikan karena pengemasan makanan yang tidak higienis dapat mengurangi selera makan seseorang bahkan dapat menjadi media kontaminasi berbagai macam bakteri dan kuman. Oleh karenanya, sangat penting memperhatikan prinsip-prinsip higiene dan sanitasi makanan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
Menimbulkan Infeksi Saluran Cerna dan Penyakit Kronis – Campylobacter, Norovirus, Shigella. Alat makan yang tidak higienis, juga bisa menimbulkan bakteri Campylobacter, Norovirus, Shigella, yang dapat menyebabkan infeksi saluran Agu 2020 Apa yang dimaksud dengan makanan yang tidak higienis?Apa akibat makan makanan yg kotor?Mengapa jajan sembarangan dapat membuat sakit?Apa akibatnya jika kalian jajan sembarangan di tempat yang kotor?Apa bahayanya makan jajanan yang dijajakan di tepi jalan raya?Apa yang akan terjadi bila kita mengkonsumsi makanan yang tidak sehat? Apa yang dimaksud dengan makanan yang tidak higienis? makanan yang tidak sehat merupakan makanan yang mengandung zat-zat berbahaya bagi kesehatan tubuh apabila jika dikonsumsi, atau melalui saluran pencernaan. Makanan yang tidak sehat bisa saja mengandung bakteri, jamur, bahan kimia atau zat aditif yang memiliki pengaruh buruk untuk tubuh dan sistem Sep 2017 Apa akibat makan makanan yg kotor? Dengan deretan bakteri dan virus di atas, jelas bahaya makanan makanan kotor adalah keracunan makanan, dengan gejala sebagai berikut. Sakit perut dan kram. Diare. Jan 2020 Mengapa jajan sembarangan dapat membuat sakit? Jajan Sembarangan Membuat Tubuh Rentan Terinfeksi Bakteri Ketika Anda makan makanan yang kurang bersih dapat menyebabkan Anda mengalami gangguan pencernaan. Gangguan pencernaan ini biasanya disebabkan adanya berbagai jenis bakteri seperti E,coli, Listeria, clostridium perfringens dan lainnya. Apa akibatnya jika kalian jajan sembarangan di tempat yang kotor? Kebiasaan jajan sembarangan bisa memicu munculnya berbagai penyakit, seperti batuk, radang tenggorokan, diare, hingga Jan 2022 Apa bahayanya makan jajanan yang dijajakan di tepi jalan raya? Kuman penyebab infeksi pencernaan dapat tanpa sengaja tercampur di dalam jajanan atau makanan pinggir jalan. Jenis infeksi inilah yang akan menyebabkan diare atau muntah. Orang dewasa cenderung memiliki sistem imun yang lebih kuat jika dibandingkan dengan anak-anak dan orang berusia Agu 2015 Apa yang akan terjadi bila kita mengkonsumsi makanan yang tidak sehat? Jawaban Ada banyak penyakit yang bisa timbul jika kita kekurangan gizi atau makanan yang kita makan tidak mengandung gizi seimbang, di antaranya Anemia Penyakit kekurangan sel darah merah akibat kekurangan zat besi dan mineral. Obesitas Penyakit kegemukan akibat kelebihan karbohidrat dan Jul 2020- Αфетοፓጼ ፒатոዣ шωдеզаኪፉ
- Οվխдθպεπ еፎ
- Ջеቀеግιмωք հ
- ዐ иσощը еտኺпιሼዞቧ
Sanitasi dan higiene penyajian suatu hidangan makanan perlu diperhatikan. Penyajian makanan yang tidak higienis dapat? Membuat selera makan seseorang Menambah cita rasa dari makanan Memberikan penampilan yang estetis Menyebabkan kontaminasi berbagai macam bakteri dan kuman Semua jawaban benar Jawaban yang benar adalah D. Menyebabkan kontaminasi berbagai macam bakteri dan kuman. Dilansir dari Ensiklopedia, sanitasi dan higiene penyajian suatu hidangan makanan perlu diperhatikan. penyajian makanan yang tidak higienis dapat Menyebabkan kontaminasi berbagai macam bakteri dan kuman. [irp] Pembahasan dan Penjelasan Menurut saya jawaban A. Membuat selera makan seseorang adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali. Menurut saya jawaban B. Menambah cita rasa dari makanan adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut lebih tepat kalau dipakai untuk pertanyaan lain. [irp] Menurut saya jawaban C. Memberikan penampilan yang estetis adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut sudah melenceng dari apa yang ditanyakan. Menurut saya jawaban D. Menyebabkan kontaminasi berbagai macam bakteri dan kuman adalah jawaban yang paling benar, bisa dibuktikan dari buku bacaan dan informasi yang ada di google. [irp] Menurut saya jawaban E. Semua jawaban benar adalah jawaban salah, karena setelah saya coba cari di google, jawaban ini lebih cocok untuk pertanyaan lain. Kesimpulan Dari penjelasan dan pembahasan serta pilihan diatas, saya bisa menyimpulkan bahwa jawaban yang paling benar adalah D. Menyebabkan kontaminasi berbagai macam bakteri dan kuman. [irp] Jika anda masih punya pertanyaan lain atau ingin menanyakan sesuatu bisa tulis di kolom kometar dibawah.
Perilakuhigienis perorangan yang baik dapat dicapai apabila dalam diri pekerja tertanam pengertian tentang pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan diri5. Salah satu sumber penularan penyakit dan penyebab terjadinya keracunan makanan adalah makanan dan minuman yang tidak memenuhi syarat higiene.É primordial manter a higienização em restaurantes, assim como em outros negócios do food service, e seguir as determinações impostas pela Vigilância Sanitária Anvisa, a fim de assegurar a saúde de seus colaboradores e clientes, além de cuidar da reputação e futuro próspero do seu negócio. A seguir, saiba mais sobre como adequar o seu negócio às normas da Vigilância Sanitária. Normas de vigilância sanitária em restaurantes O foco da Anvisa nos serviços e estabelecimentos sujeitos à vigilância sanitária é de evitar possíveis surtos de Doenças Transmitidas por Alimentos, as chamadas DTAs. O órgão garante, assim, a saúde da população por meio de procedimentos de boas práticas para o ramo de alimentação, que vão certificar a higienização em restaurantes e outros negócios do setor. Para isso, são analisados tópicos que se referem à manipulação, preparação, fracionamento, armazenamento, distribuição, transporte, exposição à venda e entrega de alimentos preparados ao consumo, que vão fazer com que o restaurante esteja adequado às normas da vigilância. Aqui, não falamos apenas da higienização em restaurantes, mas também de outros empreendimentos alimentícios, tais como cantinas, bufês, comissarias, confeitarias e cozinhas industriais. Também entram na lista, as cozinhas institucionais, delicatéssens, lanchonetes, padarias, pastelarias, rotisserias e congêneres. Seu estabelecimento aparece na lista? Perfeito, destacamos alguns desses tópicos fundamentais para você caprichar na higienização dele. Estrutura edificação, instalações, equipamentos, móveis e utensílios De acordo com as normas da Anvisa, a estrutura do seu local de trabalho precisa seguir algumas regras rígidas para garantir a higienização no restaurante. São elas As instalações devem ter medidas apropriadas às operações, manter um fluxo ordenado e sem cruzamentos em todas as etapas da preparação de alimentos, além de terem o acesso controlado e independente; Piso, parede e teto devem possuir revestimento liso, impermeável e lavável; As portas da área de preparação e armazenamento precisam fechar automaticamente; Aberturas e o sistema de exaustão devem possuir mosquiteiros removíveis; Água corrente e conexões com rede de esgoto ou fossa séptica são obrigatórias; Caixas de gordura e de esgoto devem possuir dimensão compatível ao volume de resíduos, e serem periodicamente limpas; Não é permitida a presença de animais e objetos estranhos ao ambiente dentro e fora do estabelecimento para garantir a higienização em restaurantes; O local precisa ser bem iluminado e ventilado; Os equipamentos, móveis e utensílios que entram em contato com alimentos devem ser de materiais que não transmitam substâncias tóxicas, odores, nem sabores; Devem existir lavatórios exclusivos para a higiene das mãos na área de manipulação. Abastecimento de água As normas da Anvisa são muito completas e abordam, inclusive, como gerir os recursos hídricos no seu empreendimento. Afinal, a água é fundamental na manipulação de alimentos e higienização em restaurantes. Seja qual for seu estabelecimento, fique atento para que o bar assim como o restaurante se adeque às normas da vigilância sanitária No seu negócio Deve ser utilizada somente água potável para manipulação de alimentos; O gelo para utilização em alimentos deve ser fabricado a partir de água potável, e mantido em condição higiênico-sanitária que evite sua contaminação; O vapor, quando utilizado em contato direto com alimentos ou com superfícies que entrem em contato com alimentos, deve ser produzido a partir de água potável, e não pode representar fonte de contaminação; Para cumprir com normas de higienização em restaurantes, o reservatório de água deve ser edificado e/ou revestido de materiais que não comprometam a qualidade da água, conforme legislação específica; O reservatório de água deve ser higienizado, em um intervalo máximo de seis meses, devendo ser mantidos os registros da operação. Para além de seguir as normas de higienização em restaurantes, saiba como reduzir seus gastos e ajudar o meio ambiente com dicas para economizar água. Manipulação de Alimentos Assim como colaborar para a saúde da população, a higienização em restaurantes e no preparo de alimentos evita desperdícios na sua cozinha, e menos desperdício e melhor aproveitamento dos recursos são vantajosos para o seu lucro e o planeta. Abaixo, veja a lista com algumas normas da Anvisa sobre esse tópico As matérias-primas, os ingredientes e as embalagens utilizados para preparação do alimento devem estar em condições higiênico-sanitárias adequadas; A quantidade de funcionários envolvida na operação, bem como móveis e/ou utensílios disponíveis devem ser compatíveis com volume, diversidade e complexidade das preparações do seu menu; Durante a preparação dos alimentos, devem ser adotadas medidas a fim de minimizar o risco de contaminação cruzada. Deve-se evitar o contato direto ou indireto entre alimentos crus, semi preparados e prontos para o consumo; Os funcionários que manipulam alimentos crus devem realizar a lavagem e a anti-sepsia das mãos antes de manusear alimentos preparados; As matérias-primas e os ingredientes caracterizados como produtos perecíveis devem ser expostos à temperatura ambiente somente pelo tempo mínimo necessário para a preparação do alimento, a fim de não comprometer a qualidade higiênico-sanitária do alimento preparado; Quando as matérias-primas e os ingredientes não forem utilizados em sua totalidade, devem ser adequadamente acondicionados e identificados com, no mínimo, as seguintes informações designação do produto, data de fracionamento e prazo de validade após a abertura ou retirada da embalagem original; Os óleos e gorduras utilizados devem ser aquecidos a temperaturas não superiores a 180ºC cento e oitenta graus Celsius; Os alimentos submetidos ao descongelamento devem ser mantidos sob refrigeração se não forem imediatamente utilizados, não devendo ser recongelados. Dicas de limpeza Sim, são muitas regras! Mas todas são muito importantes e incentivamos você a buscar as demais. Mas, agora que você já tem uma boa noção do que é cobrado pelas agências reguladoras, vamos partir para algumas dicas práticas de higienização em restaurantes. É muito importante ter uma cozinha organizada e limpa para evitar desperdício e prejuízos à saúde, e essa é, também, uma das orientações da Anvisa que ditam como o restaurante deve se adequar às normas da vigilância sanitária. Como lavar louça de forma rápida e eficiente As louças do seu restaurante são lavadas à mão ou por máquinas? Essa é a primeira dúvida que passa pela cabeça quando pensamos em como lavar louça rápido e sem comprometer os custos de uma operação. A lavagem manual resulta de um cuidado especial com cada item da louça, somado a maior economia de energia. Porém, o risco de queda no manuseio de objetos ensaboados é maior, além da necessidade de força braçal. Para lavar a louça rápido, uma recomendação é deixá-la de molho em uma bacia com água antes de lavá-la à mão. Para otimizar o processo, estabeleça uma ordem de lavagem da louça suja 1 itens menos engordurados; 2 pratos; 3 panelas - no fim, o processo não foge muito daquele feito em casa. Para lavar louças rápido no restaurante, coloque mais funcionários na tarefa. O lava-louças industrial traz muita praticidade para a higienização em restaurantes. Desde que haja uma eliminação prévia de resíduos, ela pode ser bem eficaz, por conta da temperatura alta da água e a pressão. Ao utilizar tal equipamento, para lavar a louça mais rápido e de forma eficaz, é recomendado que sejam removidos resíduos dos utensílios com uma escova e ducha com pressão. Coloque na ponta do lápis o quanto a limpeza das louças está custando ao seu negócio. Despesas com água, energia, profissionais, produtos… tudo precisa ser considerado para implementar a forma que melhor se encaixa no seu estabelecimento. Dessa forma, você sabe se deve abrir, ou não, espaço para o investimento em maneiras de lavar louça mais rápido, como a própria lava-louças industrial, torneiras com mais pressão, produtos mais eficientes, etc. Como higienizar pratos e talheres De acordo com as normas da vigilância sanitária para restaurantes, sua louça, os equipamentos, móveis e utensílios que entram em contato com alimentos devem ser de materiais que não transmitam substâncias tóxicas, odores, nem sabores. Ainda, assim como nas instalações, a higienização de pratos e talheres em restaurantes deve ser feita frequentemente. Ademais, todos os produtos de limpeza devem estar devidamente regularizados pelo Ministério da Saúde. A higienização de pratos e talheres em restaurantes precisa levar em consideração as quatro partes do processo. São elas Limpeza lavar a louça mais rápido exige muita agilidade, mas não menos atenção para que detritos incrustados, principalmente em talheres, sejam totalmente removidos. Daí a importância de colocar de molho em água os utensílios antes da lavagem para garantir uma limpeza completa. Desinfecção Para que a sua cozinha não corra riscos de contaminação, é preciso impedir que as bactérias de todos os utensílios envolvidos diretamente ou não na manipulação de alimentos se reproduzam. Uma dica é, após a lavagem, em um recipiente, cobrir a louça com água quente ou clorada durante 15 minutos. Secagem Na terceira etapa, nada de utilizar panos úmidos espalhados pela cozinha para secar sua louça. O ideal é que elas sequem naturalmente em um escorredor, ou por meio de equipamentos específicos para isso. Armazenamento ainda não acabou! Para assegurar a higienização de pratos e talheres, invista na limpeza do local em que eles são armazenados, para não colocar tudo a perder. Além disso, eles precisam ficar longe do manuseio de alimentos, umidade, banheiros e utensílios sujos. As dicas foram úteis? Esperamos ter elucidado algumas questões sobre a higienização em restaurantes, para você ter certeza de que seu estabelecimento vai seguir bem as normas da vigilância sanitária, tornando-o seguro e rentável. Continue conosco para saber mais sobre segurança alimentar.
Jakarta Memasak makanan sendiri di rumah adalah kunci utama untuk mendapatkan kesehatan tubuh, sebab dengan memasak sendiri Anda dapat menjaga kebersihan makanan dan mengolah makanan sesuai dengan keinginan. Daripada Dimakan Mentah, Tomat Lebih Baik Dimasak Tips Memasak Tanpa Minyak Masak di Rumah, Kunci Utama Hidup Sehat Namun ternyata bukan sekadar menjaga kebersihan makanan yang perlu diperhatikan demi menjaga kesehatan tubuh. Melansir laman Boldsky, Kamis 31/3/2016 memasak makanan tidak bisa dilakukan dengan teknik yang asal saja, hindari cara memasak yang tidak sehat berikut ini. 10 Makanan dan Minuman yang Harus Dihindari Usai Olahraga Menurut Ahli Asupan Praktis dan Sehat dengan Gizi Seimbang dalam Sepiring Salad 9 Makanan yang Baik untuk Penderita Asam Lambung 1. Goreng dengan minyak panas Menggoreng makanan dengan minyak hendak menggoreng makanan yang ingin disantap, hindarilah menggoreng dengan keadaan minyak yang panas sebab akan meningkatkan kandungan lemak jenuh dari makanan tersebut. Lemak jenuh mengakibatkan peningkatan kolesterol dan berat badan. Seusai makanan matang digoreng, tiriskan makanan agar sisa minyak pada makanan berkurang perlahan. 2. Membakar dengan arang Asap dari makanan yang diolah dengan cara dibakar dapat berakibat buruk bagi kesehatan, terutama masalah pernapasan. Untuk mengatasi cara memasak dengan memanggang, gunakanlah alat panggang elektrik dan hindari penggunaan arang. Bahkan menggunakan microwave lebih baik dibandingkan membakar dengan arang. Namun, penggunaan microwave harus lebih diperhatikan untuk tidak menggunakan pembungkus atau wadah plastik ke dalam microwave. Wadah plastik yang mengandung zat jahat mampu menjadi penyebab kanker yang membahayakan kesehatan manusia. 3. Tak mencuci sayur dan buah terlebih dahulu Permukaan luar sayuran atau buah-buahan yang dibeli dari pasar tradisional maupun modern masih memiliki kotoran dan bahan kimia yang tak terlihat. Untuk keamanan dan kesehatan sayuran dan buah-buahan, cucilah terlebih dahulu sebelum mengolahnya. 4. Menggoreng dengan Pan Fry Pan fry atau yang dikenal dengan panci teflon adalah alat dapur yang tidak baik untuk menggoreng makanan. Sebab kondisi panci yang terlalu rendah dengan permukaan api, dapat meningkatkan lemak jenuh dan kolesterol pada makanan.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.higienisdan saniter dapat mengakibatkan adanya bahan-bahan di dalam makanan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada konsumen (Naria, 2005). Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk dapat menyelenggarakan sanitasi makanan yang efektif adalah faktor-faktor makanan, faktor manusia, dan faktor peralatan (Chandra, 2006:86). Cara Efektif Dari Sebuah Penyajian Dan Pengemasan Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang diperlukan setiap hari, baik diolah sendiri di rumah atau membeli makanan jadi/matang siap santap. Salah satu yang mempengaruhi konsumen memilih atau membeli suatu makanan adalah cara pengemasannya. Cara Efektif Dari Sebuah Penyajian Dan Pengemasan adalah cara untuk menyuguhkan makanan kepada orang untuk diperjual belikan, yang telah ditata berdasarkan komposisi warna, tekstur/bentuk, rasa, aroma, dan alat/kemasan sajian makanan. Tujuan pengemasan makanan adalah, sebagai berikut. a. Melindungi isi/makanan dari benturan, cuaca dan mikro-organism dengan pemilihan material untuk kemasan yang tepat serta desain bentuk dan struktur yang baik. b. Menjadi daya tarik dan pembeda dari berbagai jenis dan merek makanan. Pemilihan material yang tepat serta desain bentuk dan struktur yang tepat akan menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen untuk memilih membeli makanan tersebut. c. Informasi mengenai makanan tersebut, yaitu nama dan merek makanan, isi makanan, berat, kandungan bahan dan nutrisi, tanggal kadaluarsa, produsen, kode produksi dan keterangan khusus harus jelas. a. Jenis Kemasan Di masyarakat mu, tentu dapat menjumpai banyak sekali produk makanan Cara Efektif Dari Sebuah Penyajian Dan Pengemasan. Secara umum, kemasan digolongkan menjadi tiga 1 Kemasan Primer Kemasan primer adalah kemasan yang berhubungan/kontak langsung dengan produk makanan. Ukurannya relatif kecil dan biasa disebut sebagai kemasan eceran. Sedapat mungkin, kemasan memberikan informasi lengkap tentang produk. Contoh Kantong plastik untuk produk dendeng sapi, sosis, bakso. Cup kaleng untuk kornet, gelas plastik cup untuk air minum atau bubur instans. 2 Kemasan Sekunder Kemasan sekunder adalah kemasan kedua yang berisi sejumlah kemasan primer. Kemasan ini tidak kontak langsung dengan produk yang dikemas. Kemasan jenis ini dapat dimanfaatkan untuk memajang produk. Contoh Kemasan karton untuk produk kornet, kemasan krat untuk produk dalam botol. 3 Kemasan Tersier Kemasan tersier adalah kemasan yang diperuntukkan sebagai kemasan transport atau distribusi apabila makanan akan dikirim ke tempat lain. Contoh kontainer dan kotak karton gelombang. b. Faktor Faktor dalam penyajian/pengemasan Cara Efektif Dari Sebuah Penyajian Dan Pengemasan dalam Faktor-faktor yang juga harus diperhatikan dalam menyuguhkan makanan adalah seperti berikut. 1 Sanitasi dan Higienis Sanitasi dan higienis makanan merupakan salah satu prinsip dari pengemasan makanan. Hal ini harus diperhatikan karena pengemasan makanan yang tidak higienis dapat mengurangi selera makan seseorang bahkan dapat menjadi media kontaminasi berbagai macam bakteri dan kuman. Oleh karenanya, sangat penting memperhatikan prinsip-prinsip higiene dan sanitasi makanan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut. a. Setiap jenis makanan ditempatkan dalam wadah terpisah dan diusahakan dalam keadaan tertutup pada saat penyajian, agar antar jenis makanan tidak tercampur dan terkontaminasi oleh bakteri atau kuman. Hal ini dapat memperpanjang masa penyajian makanan. b. Makanan yang mengandung kadar air tinggi kuah baru dicampur pada saat menjelang dihidangkan untuk mencegah makanan cepat rusak. Contohnya penyajian bakso, soto atau siomay, sebab umumnya makanan ini mudah basi dan dapat mengubah cita rasa. c. Beberapa hidangan makanan nikmat disajikan masih dalam keadaan panas, seperti sup, bakso, dan soto. d. Peralatan yang digunakan seperti dus, piring, gelas, mangkuk harus bersih dan dalam kondisi baik. Bersih artinya sudah dicuci dengan cara yang higienis. Baik artinya utuh, tidak rusak atau cacat dan bekas pakai. Tujuannya untuk mencegah penularan penyakit dan memberikan penampilan yang estetis. e. Hindari kontak langsung dengan tangan. Hal ini bertujuan untuk mencegah kontaminasi bakteri dan penampilan yang baik. 2 Cita rasa Konsumen memilih suatu makanan adalah karena cita rasanya. Sensasi rasa, tektur dan bau. Penampilan makanan menimbulkan sensasi tersendiri dalam mulut kita. Cita rasa sangat memengaruhi seseorang dalam memilih dan membeli suatu produk makanan. 3 Warna dan Tekstur Warna makanan dapat memperlihatkan bahwa makanan tersebut masih berkualitas baik atau sudah jelek. Warna makanan dapat digunakan sebagai indikator kematangan makanan. Tekstur makanan yang empuk, mudah digigit, dan mudah dikunyah akan dapat dinikmati dengan nyaman. Selain itu, makanan yang disajikan dengan bentuk menarik dan serasi menjadi daya tarik tersendiri bagi orang yang memakannya. 4 Alat dan Kemasan Seseorang yang membeli makanan di restoran kadang dimakan di tempat atau dibungkus untuk dibawa pulang. Alat penyajian dan kemasan hidangan makanan bisa menggunakan kerajinan tradisional dan modern. a Alat penyajian tradisional Penggunaan alat penyajian tradisional adalah menggunakan daun. Daun yang biasa digunakan adalah daun pisang. Penyajian nasi rames menggunakan daun yang dibatasi antara nasi dan lauk dengan daun pisang juga, disusun nasi dibungkus daun tersendiri dan dua mangkuk daun untuk lauk. b Alat penyajian modern Alat penyajian modern dapat menggunakan berbagai wadah yang berbahan dasar kaca, keramik, plastik, atau baja antikarat stainless steel. Bentuk wadah yang digunakannya pun berbeda-beda bergantung pada jenis olahannya. Olahan ikan dan daging yang berkuah cenderung menggunakan wadah yang cekung, sementara olahan yang kering dapat menggunakan wadah yang ceper. Penggunaan wadah yang berbahan baja bertujuan untuk mempertahankan panas. c Kemasan tradisional Kemasan olahan ikan dan daging secara tradisional cukup di bungkus daun pisang. d Kemasan modern Kemasan modern saat ini banyak sekali. Kemasan ini bertujuan agar makanan tetap terjaga kebersihannya serta menjaga cita rasa makanan tersebut. Kemasan modern yang sering digunakan, yaitu alumunium foil, stryoform, dan plastik. e Penyajian dan Kemasan yang Dimodifikasi Modifikasi kemasan tradisional dan modern banyak dilakukan, selain menjaga makanan agar tetap bersih juga memberikan daya tarik dan ciri khas tersendiri produk olahan tertentu. Pengunaan plastik mika dan kardus sebagai kemasan biasanya di kombinasi dengan daun pisang. Baca Juga Tips Jitu! Metode Dalam Pengolahan Bahan Makanan Tips Dari Sebuah Manfaat Ikan Dan Daging Ikan Dan Daging Menjadi Sebuah Makanan Demikian Artikel Cara Efektif Dari Sebuah Penyajian Dan Pengemasan Yang Saya Buat Semoga Bermanfaat Ya Mbloo Artikel Terkait Budidaya Untuk Lebih Mencapai Ketahanan Pangan Ternak Pengemasan , Promosi Dan Dari Sebuah Perencanaan Wirausaha Proses Produksi Dari Sebuah Budi Daya Tanaman Pangan Rangkaian Listrik Dan Keunggulan Rangkaian Pada Rumah Rumah Perencanaan Produksi Kerajinan Dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar .